MANUSIA YG TAK AKAN TAHU STATUS NYA

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}

Berawal dari kehidupan manusia yg selalu berbuat dengan kesenangan yg selalu dikehidupannya diwarnai dengan penuh tawa riang serta kehidupan yg selalu berfoya foya tanpa ada nya terpikir dipikirannya untuk melakukan hal yg positif untuk hal yg dimasa depan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                      Dan seketika terlarut dikehidupannya yg terbiasa dengan kehidupannya suatu hari beliau terkena imbas yg tak diduga duganya dengan adanya masalah dengan beliau, maka dengan hal itu dy berpikir dan merasakan setelah beliau mengalami suatu penyakit yg sangat serius namun bisa dapat terobati dan akhirnya ada salah satu dokter menganjurkan untuk melakukan suatu tindakan agar bisa melakukan suatu tes VCT dimana sebelumnya dokter sudah menjelaskan begitupun bagian dari pihak LSM melakukan sepenuhnya informasi mengenai alur pelayanan dlm informasi mengenai tentang HIV/AIDS dan seketika beliau mengambil suatu keputusan dan langsung mengambil suatu keputusan akan untuk melakukan tes VCT dimana beliau sudah benar yakin akan suatu kehidupannya dimasa lalu yg akan dengan berperilaku sex bebas dan melakukan jarum suntik bersmaaan yg memungkinkan suatu positif dimana beliau akan benar percaya arah perilaku negative beliau akan menjadi suatu positive tentang penyakit yg dimana diterapkan sebelumnya dengan dokter kepada beliau yg skr ini dengan keadaan yg begitu sangat kritis akan penyakitnya namun akhirnya dokter dan salah seorang dari yayasan menyimpulkan untuk meminum obat ARV yg dimana obat tersebut harus diminum seumur hidup dan teratur dengan ketetapan peminum ARV yg ditetapkan.                         

101_0401

Peran Kelompok damping tempat hiburan di wilayah kecamatan Tamansari yang sukses merujuk dan mengakses ke layanan

Di tahun 2012 melakukan rujukan dan akses layanan terhadap kelompok damping ( WPS ) yang ada di wilayah kecamatan tamansari dan terdiri dari 8 kelurahan  masih sedikit, dikarenakan kurangnya kesadaran dari kelompok damping yang males untuk berobat, adanya kelompok damping yang periksa dengan dokternya sendiri, adanya dokter perusahaan dan pengelola yang belum mendukung dalam program penanggulangan HIV/AIDS, dan ada juga dari layanan yang kelompok damping belum nyaman untuk diperiksa, atau kurang baiknya layanan, dilihat dari annual survey pertama yang dilakukan YKB menujukan bahwa kelompok damping yang datang ke layanan masih kurang untuk hct dan ims dibawah 21%

Namun dengan adanya penyuluhan dan Pendampingan rutinitas petugas lapangan, dan advokasi YKB dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehatan maupun KPA,  serta dukungan dari pengelola tempat hiburan, dokter-dokter swasta maupun perusahaan dan layanan ( PKM ) , untuk melakukan pengobatan terhadap kelompok damping di layanan dengan melakukan kerjasama antara pengelola tempat hiburan dan Layanan yang ada di wilayah KecamatanTamansari.

Keinginan ini dilakukan untuk menjadikan kelompok Dampingan menjadi sehat, sehingga dapat meningkatnya kerja di Tempat Hiburan, dalam Penanggulangan HIV/AIDS yang dilakukan YKB dan Pemerintah bekerjasama dengan Layanan serta Program Derap melakukan beberapa kegiatan yang menjadi panduan untuk sasaran pekerja seks dan pengelola Tempat Hiburan .

Maka  Perjalanan  kelompok damping ( WPS )  yang ada ditempat hiburan selama 2 tahun menunjukan keberhasilan dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh layanan dengan paket layanan terdiri dari HCT & IMS,  dilihat dari data yang masuk ke monev YKB untuk HCT dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikuti 20% ( 294 orang ) menjadi 30 % ( 515 orang ), sedangkan untuk IMS sebesar 21% ( 309 orang ) menjadi 31% ( 549 orang  )

Dengan Pendekatan yang lebih intensif terhadap kelompok damping dan melakukan kerjasama antara pengelola tempat hiburan dan layanan ( PKM ) serta dokter-dokter swasta mapun perusahaan akan meningkatkan keberhasilan dalam merujuk dan mengakses ke layanan serta sehatnya kelompok damping dalam menjalankan aktivitas kerja

hiv-

Bahaya HIV

Bahaya HIV/AIDS

I. Memahami Bahaya HIV/AIDS
Penyakit HIV/AIDS adalah momok penyakit yang mempunyai resiko kematian yang tinggi. HIV (Human Immunedeficiency Virus) merupakan jenis virus yang menyebabkan AIDS. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan tanda dan gejala penyakit akibat hilangnya sistem kekebalan tubuh seseorang. Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga penderita tidak mempunyai kekebalan terhadap berbagai penyakit.

II. HIV/AIDS di Indonesia
Penyakit HIV/AIDS telah menyerang ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia diperkirakan epidemik HIV/AIDS mengalami peningkatan. Diperkirakan terdapat sekitar 12-19 juta orang yang terkena HIV dan 95.000-130.000 orang yang tertular HIV.

III. Asal Usul Penyakit HIV/AIDS
Penelitian dilakukan untuk menemukan penyakit ini. Akhirnya teka-teki ini dapat terungkap berkat penelitian Dr. Wc Montagnier, seorang ahli penyakit kanker dari Perancis tahun 1983. Lalu tahun 1984 Dr. Robert Galo dari National Institute of Health Amerika Serikat, menemukan jenis virus yang sama pada penderita yang mengalami kekebalan menurun. Untuk menghindari pertentangan dua nama tersebut, maka WHO memberikan nama baru yaitu HIV (Human Immunedeficiency Virus).

IV. Tahapan-tahapan HIV Menjadi AIDS
Perkembangan HIV pada tubuh penderita, setelah 5-10 tahun terinfeksi HIV. Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tahap Awal Terinfeksi HIV, gejala mirip Influenza (demam, sendi terasa nyeri, rasa lemah, lesu, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini akan hilang sendirinya dalam beberapa hari.
2. Tahap Tanpa Gejala, meskipun tanpa gejala, tapi di tes darah ditemukan antibodi HIV (HIV +). Masa ini berlangsung 5-7 tahun.
3. Tahap ARC (AIDS Related Complex), muncul gejala-gejala awal AIDS. ARC adalah istilah yang didapati 2 atau lebih gejala yang berlangsung. Gejala-gejalanya yaitu :
– Selama 3 bulan atau lebih yaitu demam disertai keringat dingin di malam 2 hari.
– Berat badan turun drastis lebih dari 10%.
– Badan lesu.
– Pembesaran kelenjar secara lebih luas.
– Diare/Mencret terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas.
– Batuk dan gejala sesak napas lebih dari 1 bulan.
– Kulit gatal bercak-bercak kebiruan.
– Sakit tenggorokan.
– Pendarahan yang tidak jelas sebabnya.
4. Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya; seperti TBC, infeksi paru-paru, infeksi jamur di rongga mulut, tumor kulit/kanker kulit (kaposis’s sarcoma, bercak-bercak merah kebiruan pada kulit) dan pembengkakan getah bening.
5. Tahap Gangguan Otak, pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental berupa damensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan syaraf.

V. Cara Penularan HIV/AIDS
a. HIV/AIDS Di Tubuh Manusia
HIV/AIDS masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah penderita. HIV/AIDS sangat mudah mati di luar manusia (dengan air panas, sabun, dan bahan-bahan pencuci yang lain), karena itu HIV/AIDS tidak dapat menular melalui udara.
HIV/AIDS dalam tubuh manusia bersarang di salah satu sel darah putih, yaitu bernama Limfosit yang berada di cairan tubuh. HIV/AIDS awalnya melakukan penempelan dengan CD-4 reseptor yang ada di permukaan Limfosit, lalu virus memasukkan DNA virusnya kedalam inti selnya Limfosit. Virus ini juga dapat ditemukan sel manusia Maesopag dan sel glia jaringan otak.
b. Masa Inkubasi HIV/AIDS
Masa Inkubasi adalah masa dimana setelah terjadinya penularan sampai dengan timbulnya gejala penyakit. Ketika mulai masa Inkubasi, jumlah sel Limfosit berkurang sampai setengahnya. Dalam kondisi ini, kekebalan masih berfungsi dan dapat bertahan 9-10 tahun.
Tapi, setelah 9-10 tahun, kekebalan tubuh menjadi tidak berfungsi lagi dan penderita menjadi penderita AIDS. Masa Inkubasi akan lebih singkat pada bayi yang baru lahir karena ibunya telah tertular HIV dan gejala-gejala AIDS pada bayi akan muncul setelah 1 tahun terjangkit HIV.
Gejala-gejalanya berupa demam, keringat dingin di malam hari, badan lesu, nafsu makan menurun, badan kurus, mudah terserang flu, mencret, bercak-bercak putih, dan timbul penyakit paru-paru.
c. Cara Penularan HIV/AIDS
1. Hubungan Kelamin
Ini disebabkan karena penularan virus HIV terjadi melalui cairan sperma dan cairan vagina. WHO memperkirakan 70% pengidap AIDS tertular melalui hubungan kelamin.
2. Transfusi Darah
Ketika darah yang terinfeksi HIV masuk ke darah orang yang sehat, maka terjadilah penularan virus HIV.
3. Alat-alat Medis
Alat-alat medis seperti jarum suntik, baik untuk pengobatan, imunisasi, menindik tato, akupuntur, atau yang digunakan untuk pecandu obat bius sangat rawan sebagai media penularan virus HIV.
4. Ibu Hamil
Apabila ibu hamil tertular virus HIV, maka Bayi dalam kandungan berpotensi tertular virus HIV juga. Dan juga akan menularkan virus HIV melalui air susu ibu.
5. Cairan Tubuh
Cairan tubuh seperti cairan sperma, cairan vagina, darah, dan ASI menjadi media penularan virus HIV.
6. Donor Organ (Transplantasi)
Transplantasi adalah pemindahan jaringan organ tubuh, seperti ginjal, hati, dan lain-lain. Ketika organ tubuh dari orang terkena virus HIV diberikan kepada orang yang bersangkutan, maka orang yang menerimanya pun terkena virus HIV.
d. Kelompok Beresiko Tinggi Terkena HIV/AIDS
a) Homoseksual
b) Heteroseksual
c) Biseksual
d) Pecandu Narkoba

VI. Cara Mengatasi HIV/AIDS
a. Pencegahan HIV/AIDS
Berikut usaha pencegahan HIV/AIDS.
1. Selalu menggunakan jarum suntik yang steril dan baru ketika akan digunakan.
2. Terapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya hubungan seks yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin) karena hal ini memungkinkan penularan virus HIV.
3. Bila ibu hamil positif HIV, sebaiknya diberitahu tentang resiko dan kemungkinan yang terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga keputusan untuk menyusui dengan ASI bisa dipertimbangkan.
b. Obat-obat HIV/AIDS
Sampai sekarang belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penderita HIV/AIDS. Obat yang ada sekarang hanya sebagai obat penambah daya tahan tubuh atau memperpanjang umur penderita. Berikut ini obat-obat yang dikenal di dunia kedokteran yang dapat memperpanjang ilmu sampai 2 tahun.
1. AZT (Azidothymidine)
Obat ini berfungsi penahan perkembangan virus, namun mengandung efek samping, yaitu kerusakan tulang sumsum dan anemia berat.
2. DDI (Diseoxycitidine)
Cara kerja obat ini tidak jauh berbeda dengan AZT, tapi telah diujicobakan tidak menimbulkan efek samping.
3. DDC (Zalcitabine)
Seperti AZT dan DDI, obat ini juga dapat menahan perkembangan virus.
Lalu para ahli Jepang menemukan obat-obatan HIV/AIDS sebagai berikut.
1. M.HDA (Meiji Humin Deritivize Al-Bumin)
Obat ini gabungan Carbadimine Humin dan Succiny Lated Human Al-Bumin yang terkandung dalam darah. Obat ini kabarnya dapat menyingkirkan sel-sel limfosit yang digerogoti oleh HIV dengan tidak membahayakan Limfosit normal.
2. Tachyplesin
Adalah cairan kimia yang diambil dari sejenis kepiting Tachyplens tridentotus yang dinamakan T-220. Ramuan ini telah diujicobakan pada tikus dengan hasil yang memuaskan, namun masih mengandung efek samping seperti AZT.
Para ahli Inggris juga menemukan ramuan yang digunakan untuk mengobati penderita HIV/AIDS, yaitu So.221 dan GLQ.223, kedua obat ini masih menimbulkan efek samping seperti AZT, namun tidak terlalu berbahaya. Masih ada juga obat-obatan tradisional dari cina, yaitu Milingwang yang diujicobakan pada 158 pasien AIDS yang hasilnya paling tidak, bisa memperpanjang hidup.

default

Antisipasi Dini Bahaya HIV/AIDS Bagi Siswa

SISWA bagian dari remaja yang harus diselamatkan. Secara umum siswa memiliki emosi yang bergelora, meledak-ledak dan mudah terkena godaan/rayuan oleh lingkungannya. Menyadari hal ini, pemahaman pengetahuan, keluasan pandangan tentang sesuatu harus mendalam sehingga benar-benar terhayati dalam hidupnya dan bila hal tersebut tidak baik siswa dapat menghindarinya.

default

Keterbukaan dan Keberhasilan Program Penanggulangan AIDS di Indonesia

Permasalahan HIV/AIDS di Indonesia seakan tidak ada habisnya, sejak ditemukan pada tahun 1987 di Bali, hingga kini jumlah kasus cenderung mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada jumlah kasus di Indonesia yang telah mencapai 21.770 per Juni 2010 (Dirjen PPM&PL Depkes). Data kasus tersebut ternyata bukanlah angka yang sebenarnya, data sebenarnya dapat dipastikan sangat lebih banyak atau yang biasa kita bilang adalah fenomena gunung es.
Banyaknya data kasus yang tidak terungkap kepermukaan menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah. Setiap orang yang mengidap HIV&AIDS sudah selayaknya memeriksakan dirinya ke rumah sakit atau puskesmas terdekat guna mendapatkan pengobatan dan pendataan. Akan tetapi pada kenyataannya banyak sekali para pengidap yang tidak terdata dan mendapatkan pengobatan yang serius karena banyak alas an seperti ekonomi atau masalah takut di cap negative oleh masyarakat disekelilinya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa HIV&AIDS belum ada obatnya, sekalipun ada harganya sangatlah mahal dan sifat hanya mematikan untuk sementara atau tidak permanen/selamanya. Akan tetapi pemerintah dalam beberapa tahun belakangan ini tengah menjalankan program pengobatan murah untuk para pengidap HIV&AIDS dalam bentuk subsidi obat.
Pada awalnya program ini dianggap sebagai salah satu solusi yang tepat untuk penanggulangan HIV&AIDS di Indonesia, akan tetapi mau sampai kapan program ini dilaksanakan dtengah-tengah situasi perekonomian dunia yang sedang tidak menentu khususnya di Indonesia. Kebanyakan program-program yang ada di Indonesia bersumber dari pendanaan asing yang banyak sekali mempunyai kelemahan dalam hal sustainability. Sulit sekali menjaga kesinambungan sebuah program, apabila dana yang digunakan berasal dari bantuan donor asing. Sudah banyak contoh kasus program yang tidak diteruskan karena terkendala pada masalah dana, sementara jika dilihat dari indicator kebehasilan, program tersebut bisa dianggap program yang berhasil.
Terlepas dari masalah pendanaan, sikap negative masyarakat juga memberikan dampak yang signifikan terhadap program penanggulangan HIV&AIDS di Indonesia. Seperti yang telah ditulikan diatas, tingginya sikap stigma dan diskriminasi membuat banyak informasi mengenai HIV&AIDS atau yang lainnya tidak dapat di cerna oleh masyarakat dengan baik, sehingga banyak diantara mereka yang justru melawan atau menolak program-program tersebut.
Sepertinya halnya masalah sosialiasi kondom dan sex education dikalangan anak muda, banyak diantara mereka yang dengan jelas-jelas menolak program tersebut, karena khawatir nanti malah mengajarkan anak untuk berhubungan seks sebelum menikah. Hal ini sangat kontras dengan apa yang terjadi dilapangan dimana banyak anak-anak remaja yang telah melakukan hubungan seks bahkan sampai hamil, dan yang lebih parah lagi adalah meningkatnya kasus aborsi dikalangan anak muda.
Menurut dr. Titik Kuntari MPH, dosen FK UII Yogyakarta, seperti dikutip inilah.com (29/6), memaparkan fakta aborsi di Indonesia, yang didasarkan pada survei dengan cakupan tak terbatas. Fakta-fakta tersebut yaitu :
1. Kasus aborsi terjadi 2-2,6 juta per tahun atau 43 aborsi untuk setiap 100 kehamilan
2. 30% kasus aborsi dilakukan wanita usia 15-24 tahun
3. 11% aborsi tak aman di RI menyebabkan kematian
4. 53% kasus terjadi di perkotaan
5. 73% kasus di perkotaan dilakukan oleh ahli kebidanan, bidan, RB, Klinik KB
6. 84% kasus di pedesaan dilakukan oleh Dukun.
Tentukan kita tiak ingin hal terjadi terus-menerus menggerogoti generasi harapan bangsa Indonesia. Layaknya bom waktu, apabila tidak dijinakan akan menghancurkan generasi penerus bangsa yang mengakibatkan Indonesia rapuh dan tidak dapat bersaing dengan Negara lain. Sudah banyak uang yang dikeluarkan untuk mengatai permasalahan ini, akan tetapi semua itu akan sia-sia jika tidak ada keinginan dari dalam diri sendiri untuk menyelesaikannya. Lakukan apa yang bisa kita lakukannya, kalau memang permasalahan pendanaan kita tidak bisa selesaikan cara yang terbaik adalah kita harus membuka diri kita untuk menerima segala bentuk kenyataan yang ada, sehingga dengan begitu stigma dan diskriminasi agar mudah kita hancurkan. Satu hal yang harus di ketahui kita tidak akan dapat menyangkal epidemic AIDS disekitar kita, tapi kita bisa mencegahnya AIDS memasuki diri kita. Berpikir besar, Lakukanlah dari hal yang kecil, Mulailah sekarang. (LN)

kaltim

Menuju Zero HIV/AIDS

BATAM – Wakil Bupati Kutai Kartanegara HM Ghufron Yusuf didampingi Asisten IV Setkab Kukar yang juga Ketua Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD), Kabag Kesra HM Arsyad, serta sejumlah instansi terkait lain pada Jumat (25/4) melangsungkan studi efektivitas implementasi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Batam, Kepulauan Riau. Rombongan yang berjumlah 26 orang diterima Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Batam, Nurmadiah, didampingi Sekretaris KPAD Batam serta unsur Dinas Sosial dan Bagian Batam, berlangsung di Ruang Presentasi Raja Ahli Kelana, lantai lima Kantor Wali Kota Batam. HM Ghufron dalam sambutannya mengatakan, kunjungan ke Batam dalam rangka implementasi program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS oleh KPAD bersama Pemkab Kukar, sangat diperlukan adanya data-data empiris dan referensi cukup.

Kunjungan ini juga bertujuan mempelajari strategi dan rencana aksi program dan kegiatan di Batam. Sekaligus mengetahui penanggulangan dan pencegahan yang sudah dilakukan, sedang, maupun akan dilakukan. Ini penting sebagai upaya menuju zero HIV/AIDS di Kukar. Sementara itu, Kepala BPPKB Batam Nurmadiah menyambut baik kunjungan tersebut. Penanggulangan AIDS akibat pergaulan bebas merupakan masalah nasional karena terjadi di setiap daerah. Apalagi Batam sebagai kota metropolitan yang sedang berkembang pesat, banyak dilirik investor maupun warga daerah lain yang ingin mengadu nasib di sana. Namun demikian, perantau tanpa ketrampilan ataupun wawasan tinggi, terutama perempuan, membuat banyak yang terjerumus jadi pekerja seks komersial (PSK).

Pihaknya berupaya mendata para PSK untuk melakukan penyuluhan hingga pembagian kondom. Peran aktif PSK sangat diharapkan untuk berpartisipasi menanggulangi penyebaran HIV/AIDS walau kebanyakan para tamu meminta berhubungan tanpa pengaman. Untungnya, kesadaran masyarakat memeriksakan diri saat ini mulai baik. Bukan hanya perempuan pekerja seks, kalangan umum juga diperbolehkan melakukan pemeriksaan. �Kita tidak mengetahui bagaimana kita bisa terjangkit. Bisa dari jarum suntik dan sebagainya,� tutur dia. Adapun dari tujuh tempat hiburan di Batam, sejak 2012 dari hasil tes 8.030 orang, terdapat 436 kasus dengan penderita AIDS 126 orang. Sementara pada 2013, hasil tes 10.520 orang mencatatkan 577 kasus dengan 56 orang meninggal dunia. �Sedangkan untuk masalah narkotika atau heroin, sejak 2007 di Batam tidak ada kasus,� jelas Nurmadiah.

Pemkot Batam melalui BPPKB serta instansi terkait tiap 3 bulan sekali rutin melakukan rapat koordinasi serta program peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak. Selain itu, meningkatkan masalah KB dan keluarga, hingga ketahanan keluarga menuju keluarga sejahtera. Dikatakan, perempuan Batam harus cerdas menyikapi pembangunan Pemkot Batam demi masyarakat. Masalah perdagangan manusia serta kekerasan dalam rumah tangga terjadi sangat tinggi. Perlu keseriusan dinas terkait untuk menangani dan jangan dianggap remeh. Dengan demikian, peran seorang ibu sebagai perempuan harus cerdas. Kaum ibu sebagai motor penggerak rumah tangga, berfungsi melahirkan generasi ke depan dan membina generasi di dalamnya.

Sementara untuk lebih melakukan pengawasan dan pembinaan, BPPKB Batam dan KPAD, serta instansi terkait, telah membentuk kelompok masyarakat peduli AIDS. Dan, respons masyarakat sangat antusias menyambut hal ini. Penduduk jadi sangat kreatif dan liar (tantangan moral), melibatkan seluruh dinas terkait, para mubalig, tokoh agama, masyarakat, LSM peduli AIDS, sekaligus membentuk kelompok kerja (pokja) di tempat-tempat hiburan yang melibatkan penghuni tempat hiburan tersebut. (hmp04/*/bby/k9)

sumber: http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/71331/menuju-zero-hivaids.html
– See more at: http://www.aidsindonesia.or.id/news/6103/3/30/04/2014/Menuju-Zero-HIVAIDS#sthash.Pdm6AZnp.dpuf

hiv

Langkah-langkah jika HIV Positive

Status HIV seseorang akan diketahui ketika telah melakukan Tes HIV, karena hanya ada 2 cara untuk tahu orang itu HIV Positive, yaitu :

  1. Melihat Hasil Tes HIV
  2. Bila Orang itu memberitahukan kepada kita.

Sebelum melakukan Tes HIV kita dianjurkan untuk mengikuti Voluntary Couseling Testing (VCT) yaitu kegiatan konseling dua arah yang bersifat sukarela tanpa paksaan, dan konseling ini harus bersifat rahasia. Setelah melakukan konseling dan setuju untuk Tes HIV maka kita akan mengetahui status HIV kita.

Lalu bagaimana jika anda berstatus HIV Positive?

  1. Tenangkan hati dan jangan khawatir, karena berstatus HIV Positive bukan akhir dari hidup anda dan virus HIV bukan pembunuh masa depan anda. Hanya Tuhan yang berkehendak atas kematian hamba-Nya. Tetaplah semangat dan berfikir positive bahwa Tuhan selalu bersama hamba-Nya.
  2. Jika ingin bercerita, maka ceritakan pada orang yang anda percaya untuk mendengarkan keluhan dan menerima status HIV Positive anda.
  3. Cari informasi tentang HIV & AIDS, karena dengan mengetahui yang benar tentang penularan dan penanganan HIV & AIDS akan membuat anda lebih tenang dari sebelumnya yang tidak mengetahui HIV & AIDS.
  4. Cari tempat/komunitas HIV & AIDS       agar dapat saling memberi dukungan sebaya dan bertukar informasi tentang HIV & AIDS.
  5. Test CD4, Jika anda ingin mengetahui jumlah CD4 agar dapat mengetahui harus menjalankan terapi ARV atau tidak. Guna ARV disini untuk menahan laju virus HIV agak tidak cepat berkembang, adapun syarat kegunaan ARV ini berdasarkan anjuran dokter anda.
  6. Menjalankan pola hidup sehat, ada baiknya anda memperhatikan asuhan gizi bagi ODHA (orang dengan HIV), Olahraga Cukup, Istirahat Cukup dan mempunyai sikap tegas untuk menjauhkan diri dari perilaku beresiko menularkan ataupun tertular penyakit lainnya.
  7. Jangan lupa untuk selalu berdoa, semangat, dan berfikir positive

Penulis : Nuranita /NPS